Masing-masing negara memiliki Guru sendiri, dan Masters dilaporkan kepada Grand Master. Dia mengawasi semua operasi Ordo, termasuk operasi militer di Tanah Suci dan timur Eropa, dan transaksi keuangan dan bisnis di bidang infrastruktur Ordo Eropa barat. The Grand Master menguasai tindakan perintah, tetapi ia diharapkan untuk bertindak dengan cara yang sama sebagai sisa ksatria. Setelah Paus mengeluarkan Banteng Paus atas nama Templar, Grand Master terpaksa untuk menjawab hanya ke Roma.
Total Tayangan Halaman
Rabu, 27 Februari 2013
Grand Master Templar
Masing-masing negara memiliki Guru sendiri, dan Masters dilaporkan kepada Grand Master. Dia mengawasi semua operasi Ordo, termasuk operasi militer di Tanah Suci dan timur Eropa, dan transaksi keuangan dan bisnis di bidang infrastruktur Ordo Eropa barat. The Grand Master menguasai tindakan perintah, tetapi ia diharapkan untuk bertindak dengan cara yang sama sebagai sisa ksatria. Setelah Paus mengeluarkan Banteng Paus atas nama Templar, Grand Master terpaksa untuk menjawab hanya ke Roma.
Age Of Empires III
Age of Empires III has made several innovations in the series, in particular with the addition of the "Home City", which combines real-time strategy and role-playing game features. Two expansion packs have been released: the first, Age of Empires III: The WarChiefs, was released on October 17, 2006, and introduced three Native American civilizations; the second, Age of Empires III: The Asian Dynasties, was released on October 23, 2007, and included three Asian civilizations.
Age of Empires III has sold over 2 million copies as of May 2008. As well as receiving favorable reviews, it has garnered awards, including GameSpy's "Best RTS game of 2005", and was one of the best-selling games of 2005.[1] In 2007, Age of Empires III was the seventh best-selling computer game, with over 313,000 copies sold that year.[2]
An N-Gage version of the game developed by Glu Mobile was released on April 28, 2009.[3][4][5]
Senin, 18 Februari 2013
Resep dan Cara membuat Kue Donat
Kue Dunat merupakan kue yang sangat populer di Indonesia. Baik kaum muda ataupun orang tua menyukai dengan kue Donat. Tak perlu bingung bila bunda mau membuat kue donut yang empuk untuk si buah hati ataupun suami dirumah, bunda tinggal mengikuti resep berikut ini.
Bahan yang Digunakan :
200 gram kentang kukus dan haluskan
500 gram tepung terigu protein tinggi
50 gram gula pasir
11 gram fermipan
1 sdt garam
1 sdm susu bubuk
50 gram margarine
200 ml air es
1 butir telur ayam
Cara Membuat Kue Donut Empuk :
Campur terigu, kentang, gula pasir, fermipan, susu bubuk dan garam
Aduk bahan tersebut diatas sambil di tuangi air es sedikit demi sedikit hingga rata.
Kemudian masukkan telur dan margarine.Uleni adonan sampai kalis.
Bulatkan adonan kemudian diamkan (simpan) selama 50 menit sehingga adonan menjadi 2x lebih besar.
Ambil adonan dan timbang masing masing seberat 30 gram.
Bentuk adonan yang telah ditimbang 30 gram tersebut seperti bola.
Setelah itu cetak dengan cetakandonut atau cukup dilubangi bagian tengahnya saja.
Diamkan adonan selama 20 menit lagi.
Panaskan wajan penggorengan dan goreng sampai matang dan berwarna kecokelatan.
Angkat dari wajan dan tunggu donut sampai dingin dan baru bunda bisa menghiasi dengan selera bunda.
Selamat mencoba membuat donat untuk keluarga tercinta dirumah
Minggu, 10 Februari 2013
Snake
Living snakes are found on almost every continent (except Antarctica), in the Pacific and Indian Oceans, and on most smaller land masses — exceptions include some large islands, such as Ireland and New Zealand, and many small islands of the Atlantic and central Pacific.[1] More than 20 families are currently recognized, comprising about 500 genera and about 3,400 species.[2][3] They range in size from the tiny, 10 cm-long thread snake to the Reticulated python of up to 8.7 meters (29 ft) in length.[4][5] The fossil species Titanoboa cerrejonensis was 15 meters (49 ft) long. Snakes are thought to have evolved from either burrowing or aquatic lizards during the mid-Cretaceous period, and the earliest known fossils date to around 112 Ma ago. The diversity of modern snakes appeared during the Paleocene period (c 66 to 56 Ma ago). The oldest preserved descriptions of snakes can be found in the Brooklyn Papyrus.
Most species are nonvenomous and those that have venom use it primarily to kill and subdue prey rather than for self-defense. Some possess venom potent enough to cause painful injury or death to humans. Nonvenomous snakes either swallow prey alive or kill by constriction.
Eagle
Eagles normally build their nests, called eyries, in tall trees or on high cliffs. Many species lay two eggs, but the older, larger chick frequently kills its younger sibling once it has hatched. The dominant chick tends to be the female, as they are bigger than the male. The parents take no action to stop the killing.[5][6]
Due to the size and power of many eagle species, they are ranked at the top of the food chain as apex predators amongst the avian world. The type of prey varies from genus to genus. The Haliaeetus and Ichthyophaga eagles prefer to capture fish, though the species in the former often capture various animals, especially other water birds, and are powerful kleptoparasites of other birds. The snake and serpent eagles of the genera Circaetus, Terathopius and Spilornis predominantly prey on the great diversity of snakes that are found in the tropics of Africa and Asia. The eagles of the genus Aquila are often the top birds of prey in open habitats, taking almost any medium-sized vertebrate they can catch. Where Aquila eagles are absent, other eagles, such as the buteonine Black-chested Buzzard-Eagle of South America, may assume the position of top raptorial predator in open areas. Many other eagles, including the species-rich Spizaetus genus, live predominantly in woodlands and forest. These eagles often target various arboreal or ground-dwelling mammals and birds, which are often unsuspectingly ambushed in such dense, knotty environments. Hunting techniques differ among the species and genera, with some individual eagles having engaged in quite varied techniques based their environment and prey at any given time. Most eagles grab prey without landing and take flight with it so the prey can be carried to a perch and torn apart.[7] The Bald Eagle is noted for having flown with the heaviest load verified to be carried by any flying bird, since one eagle flew with a 6.8 kg (15 lb) mule deer fawn.[8] However, a few eagles may target prey considerably heavier than themselves; such prey is too heavy to fly with and thus it is either eaten at the site of the kill or taken in pieces back to a perch or nest. Golden and Crowned Eagles have killed ungulates weighing up to 30 kg (66 lb) and a Martial Eagle even killed a 37 kg (82 lb) duiker, 7-8 times heavier than the predating eagle.[7][9] Authors on birds David Allen Sibley, Pete Dunne and Clay Sutton, described the behaviorial difference between hunting eagles and other birds of prey thusly (in this case the Bald and Golden Eagles as compared to other North American raptors):[10]
They have at least one singular characteristic. It has been observed that most birds of prey look back over their shoulders before striking prey (or shortly thereafter); predation is after all a two-edged sword. All hawks seem to have this habit, from the smallest kestrel to the largest Ferruginous - but not the Eagles.
Among the eagles are some of the largest birds of prey: only the condors and some of the Old World vultures are markedly larger. It is regularly debated which should be considered the largest species of eagle. They could be measured variously in total length, body mass or wingspan. Different lifestyle needs among various eagles result in variable measurements from species to species. For example, many forest-dwelling eagles, including the very large Harpy and Philippine Eagles, have relatively short wingspans, a feature necessary for being able to maneuver in quick, short bursts through dense forested habitats.[7] On the other hand, eagles in the genus Aquila are found almost strictly in open country, are superlative soarers, and have relatively long wings for their size.[7]
Here are lists of the top five eagles going on weight, length and, lastly, wingspan. Unless otherwise noted via reference, the figures listed are the median reported for each measurement in the guide Raptors of the World (Ferguson-Lees, et al.), in which only measurements that could be personally verified by the authors were listed.[7]
Sabtu, 09 Februari 2013
Contoh Naskah Drama
Contoh teks dialog drama tema pertengkaran - Artikel dialog drama yang akan saya share kepada pembaca kali adalah naskah drama bertemakan pertengkaran.
Artikel naskah drama topik pertengkaran tergolong ssebagai salah satu jenis naskah drama sosial, seperti beberapa contoh naskah drama sosial lainnya, yaitu contoh naskah drama tema perselingkuhan, contoh naskah drama lucu, dan contoh naskah drama teater.
Naskah dialog drama
Tema :
Pertengkaran
Pemeran drama :
4 orang
Penokohan :
Andi sebagai Angga
Lukman sebagai Luki
Tina sebagai Tini
Yuli sebagai Yana
Angga adalah sahabat Tini semenjak kecil. Mereka telah menghabiskan banyak waktu bersama-sama, baik dikala suka ataupun duka.
Luki merupakan teman Yana. Mereka berteman semenjak di SMP. Luki adalah sosok remaja yang angkuh dan sering menghina orang lain.
Tini merupakan sosok remaja yang ramah, care terhadap sahabat dan orang-orang disekitarnya. Tini merupakan sosok sahabat yang bisa memberikan energi possitif kepada teman-temannya dengan kedewasaan yang dia miliki.
Yana adalah tipikal cewek yang mudah dipengaruhi. Yana cendrung kebawa sikap temannya, jika temannya tersebut berkepribadian baik maka dia akan ikut menjadi baik, begitu juga sebaliknya.
Sore hati itu Angga sedang ngobrol dengan Tini disuatu tempat. Mereka membicarakan tentang banyak hal, pendidikan, masa depan, dan lain sebagainya.
Angga:
Tin, bentar lagi kita lulus SMA abis itu lanjutin studi diperguruan tinggi. Waktu berlalu serasa sangat cepat, aku takut nantinya semuanya tidak akan berjalan dengan mudah.
Tini:
Kamu kenapa jadi kepikiran negatif gitu sih Ngga?! Yakin aja dengan semuanya, tetap semangat, banyak berdo'a, jalani semuanya dengan sebagaimana mestinya, aku yakin semuanya akan bisa kamu lewati.
Angga:
Nggak tau kenapa Tin, aku merasa resah aja dengan masa depanku. Ngerasa takut kelak akan menemui masalah.
Tini:
Ngga, perjalanan kita emang masih sangat panjang, dan selama proses tersebut kita memang akan dihadapkan dengan banyak tantangan, tapi jika kita bisa menjaga diri, terus memotivasi diri dan terus berusaha berada pada landasan yang benar, aku yakin kita akan meraih apa yang kita impikan.
Angga:
Kamu benar Tin, makasih. Kamu emang sahabat aku yang selalu bisa buatku ngerasa tentrem. Semoga saja semuanya bisa kita jalani dengan baik.
Tini:
Amin.. Jika kita berusaha dengan sekuat tenaga pasti akan ada hasilnya.
Tidak lama kemudian datanglah Luki dan Yana. Luki dengan lagaknya yang memang kurang bisa bersikap baik dengan orang lain, sementara Yana kebawa sikap si Luki.
Luki dan Yana terlihat menghampiri Angga dan Tini, kemudian Luki terlihat menanyakan sesuatu kepada Tini dan Yana.
Luki:
Eh.. Ngapain kalian disini berduaan kaya dua sijoli lagi kelaparan?
Angga:
Maaf, maksud kamu apa? Kasar sekali ngomongnya?
Luki:
Apanya yang kasar? Gue nanya sama kalian, pada ngapain kok berduaan ditempat ini kaya sepasang kekasih yang lagi kelaparan, jelas kan?
Yana:
Masih nggak jelas juga?
Angga:
Pertama ku mau ngasih tau kalian, jaga mulut kalian, dan yang kedua kami bukan sepasang kekasih.
Luki:
Ye elee.. Kamu nantangin aku?
Yana:
Wah.. Kayaknya emang ngajak berantem lo deh Luk!
Luki:
Lo ngajak berantem? Berani lo sama gue? Nggak takut gue bikin bonyok muka lo?
Tini coba menenangkan Angga yang terlihat sudah dipenuhi kemarahan.
Tini:
Udah, udah nggak usah dilayani ngga.
Merasa tidak bersalah dan dibentak-bentak oleh Luki, Angga pun tidak bisa berdiam diri.
Angga:
Kurang ajar banget kamu..!!
Angga dan Luki pun akhirnya bertengkar…
Tini menjadi kebingungan saat melihat sahabatnya tersebut berantem dengan Luki, Tini mencoba mendamaikan mereka.
Tini:
Udah udah,, ngapain sih Ngga dilayanin. Udah ayuk pergi!
Yana:
He.. Diam kamu, biarin aja mereka laki sama laki. Ngapai lo ikut campur?
Tini:
Kamu ini, sinting.. tau temennya kurang ajar gitu bukannya dinasihatin malah didukung.
Yana:
Terserah apa kata lo!
Tini:
Udah Ngga! Yuk kita pulang aja
Melihat Tini yang kian kebingungan akhirnya Angga pun menuruti kemauan Tini untuk pergi, dan membiarkan Si Luki yang sudah tersungkur karena beberapa kali ditonjok oleh Angga.
Angga:
He.. dengar kamu ya! Mestinya kamu bersikap baik sama orang, jangan suka cari masalah kalau nggak ingin bermasalah. Aku disini nggak mengganggu kamu, tapi kamunya malah cari masalah kayak tempat ini miliki kamu aja. Lain kali kita ketemu lagi dengan sikap kamu yang kayak tadi, ku pecahin muka kamu.
Angga dan Tini pun akhirnya pergi meninggalkan tempat itu. Luki masih tersungkur dengan luka lebam dimukanya usai bertengkar dengan Angga.
Demikian contoh naskah dialog drama tema sosial (pertegkaran), semoga bermanfaat dan berguna buat anda.
Pantun Cinta Romantis
Darimana Datangnya Lintah
Dari Sawah turun ke kali
Darimana datangnya cinta
dari mata turun ke hati
Mendaki gunung melewati kali
sambil meminum segelas jamu
Andai adik tahu isi hati ini
betapa aku mencintaimu
Burung elang makannya nasi
Burung kutilang suaranya merdu
duhai sayang pujaan hati
abang kangen dan sangat rindu
Menanak nasi di atas kuali
dipanaskan diatas tungku
Asal sayang mau mengerti
abang sangat kangen padamu
ikan hiu pegel-pegel
I lap yu girl
Kala kulihat foto dirimu
Dengan pakaian berwarna merah
Sudah jelas aku cemburu
Membuat hati jadi gelisah
Dalam hati aku berangan
Kamu adalah pendamping hidupku
Kita bersanding duduk di pelaminan
Bagaikan pasangan raja dan ratu
Walaupun kamu bukan milikku
Tetapi aku tetaplah suka
Bila kulihat potret dirimu
Kuibaratkan kita bersanding berdua
Chairil Anwar Beserta Karyanya
Chairil Anwar (26 Juli 1922 – 28 April 1949) adalah penyair yang termasuk ke dalam Angkatan 1945. Diperkirakan, Chairil sudah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi pribadi. Blog ini adalah satu dari sekian banyak situs yang memuat karya-karyanya. Sederhana saja maksudnya. Supaya karya "Si Binatang Jalang" ini abadi.
Persetujuan Dengan Bung Karno
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
(1948)
Liberty,
Jilid 7, No 297,
1954
Maju
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
(Februari 1943)
Budaya,
Th III, No. 8
Agustus 1954
Langganan:
Komentar (Atom)